Rabu, 05 Februari 2014

Ungkapan, Majas, dan Peribahasa

A. Ungkapan

  • Ungkapan merupakan gabungan kata yang menimbulkan makna baru yang memiliki makna khusus bersifat konotasi (kiasan) sehingga tidak dapat diartikan secara sebenarnya.
  • Makna idiomatis atau idiom sering disejajarkan dengan ungkapan. Hal ini bisa dibenarkan karena keduanya merupakan gabungan kata yang tidak ada hubungan makna dengan kata pembentuknya.
Misal : Bertekuk lutut (Menyerah)
           Panjang Tangan (Suka Mencuri)
           Buah Bibir (Bahan Pembicaraan)

B. Majas

  • Majas atau ragam gaya bahasa merupakan ciri khas cara pengarang mengekspresikan jiwa perasaan dan pikirannya dalam media bahasa.
  • kekhasan gaya bahasa tersebut terletak pada pemilihan kata-kata yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya
  • Majas dapat dibedakan menjadi majas perbandingan, penegasan, sindiran, dan pertentangan.
a. Majas Perbandingan

  1. Personifikasi : majas yang menggambarkan sebuah benda mati seakan-akan hidup menyerupai sifat makhluk hidup. Misal : Embun pagi menyapa dan Pena menari-nari di atas kertas
  2. Hiperbola : majas yang menggambarkan keadaan dengan sesuatu yang hebat atau melebik-lebihkan. Misal : Suaranya meledakkan kuping ini dan Ceramahnya membius warga
  3. Metafora : Majas yang membandingkan benda dengan menggambarkan secara langsung atas dasar sifat yang sama. Misal : Jago Merah (api) dan Raja Siang (Matahari)
  4. Eufemisme : Majas yang menggambarkan suatu keadaan dengan kata-kata yang lebih halus dan lembut. Misal : Tunawicara (bisu) dan Sekelompok (gerombolan)
  5. Sinekdoke :  (a.) pars prototo, majas yang menggambarkan keadaan segaian untuk semua atau seluruhnya. Misal : Lima ekor sapi dan sehelai rambut. (b.) Totem pro parte, majas yang melukiskan keadaan semua atau keseluruhan, tetapi hanya mewakili untuk sebagian. Misal : Indonesia menang melawan China dan SMPN 1 Sidoarjo menjuarai lomba baca puisi.
  6. Litotes : Majas yang memperkecil atau melemahkan dan kenyataan baliknya. Misal : Singgahlah sebentar di gubukku ini dan Setitik air inilah yang bisa kami berikan di malam damai.
  7. Asosiasi : Majas yang mempunyai nama lain seimile menggambarkan suatu keadaan tertentu karena persamaan sifat yang dicirikan dengan kata bagai, seperti, dan laksana. Misal : Lesu bagai bulan kesiangan tingkah lakunya
  8. Metonimia : Majas yang menggambarkan suatu keadaan dengan menggunakan nama merek, ciri khas, atau atribut. Misal : Mawar menulis menggunakan pilot dan Ratna sedang makan astor
  9. Alegori : Majas yang membandingkan sesuatu dengan membentuk kesatuan yang menyeluruh. Misal : Rumah tangga adalah mengarungi lautan luas harus berani menghadapi ombak dan angin.
b. Majas Penegasan
  1. Pleonasme : Majas yang menggambarkan keadaan dengan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi. Misal : Juara 1 diharapkan naik ke atas podium
  2. Retorika : Majas yang menggambarkan keadaan dengan menggunakan kata-kata yang tidak memerlukan jawaban. Misal : Ingin pacar yang Cantik atau Ramah ?
  3. Peralelisme : Majas yang menggambarkan keadaan dengan kata yang berulang-ulang dalam puisi. Misal : Bunga merah merona, bunga desaku harum semerbak, bunga menyentuh raga ini bunga aku datang.
  4. Repetisi : Majas yang menggambarkan suatu keadaan dengan pengulangan kata-kata yang digunakan dalam pidato. Misal : "Merdeka Semboyanku !" , "Merdeka harus kita jaga !" , dan "Merdeka Saudaraku !"
  5. Klimaks : Majas yang menggambarkan suatu keadaan secara berturut-turut dari awal sampai keadaan puncak. Misal : Terlihat kedua orang itu dari bertemu, duduk, bercakap-cakap, bertengkar, sampai keduanya saling menampar.
c. Majas Sindiran
  1. Ironi : majas yang menggambarkan keadaan yang menyatakan sebaliknya dari kenyataan dengan maksud menyindir. Misal : wah, bagi bener kamu berangkat, sampai-sampai bel istirahat sudah berbunyi. 
  2. Sinisme : Majas seperti ironi, tetapi lebih mengarah kasar. Misal : Itukah yang dinamakan setia, Bullshit!
  3. Sarkasme : Majas sindiran yang menggambarkan keadaan paling kasar langsung menusuk perasaan. "Bodoh banget sih, makannya jadi orang jangan tolol terus !
d. Majas Pertentangan
  1. Antitesis : Majas yang berlawanan arti untuk menggambarkan suatu keadaan dengan kepaduan kata. Misal : Jelek atau Cantik dia tetap kekasihku
  2. Paradoks : Majas yang menggambarkan suatu keadaan seolah-olah berlawanan arti karena objeknya berbeda. Misal : Ramai kota ini tidak bisa mengubah hati sunyi ini
  3. Kontradiksi Interminus : Majas yang menggambarkan suatu keadaan pertentangan dengan penjelasan semuanya. Misal : Semua pasien sudah sembuh, kecuali Dina yang sedang kritis.
C. Peribahasa
          Peribahasa merupakan kelompok kata yang susunannya tetap, tidak bisa berubah-ubah, untuk mengiaskan atau menggambarkan keadaan dengan makna tertentu. Misal :
  • Mencari jarum dalam jerami (Pekerjaan yang sia-sia)
  • Besar pasak daripada tiang (Besar pengeluaran daripada penghasilan)
  • Air beriak tanda tak dalam (Orang yang banyak bicara pertanda bodoh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar