- Ungkapan merupakan gabungan kata yang menimbulkan makna baru yang memiliki makna khusus bersifat konotasi (kiasan) sehingga tidak dapat diartikan secara sebenarnya.
- Makna idiomatis atau idiom sering disejajarkan dengan ungkapan. Hal ini bisa dibenarkan karena keduanya merupakan gabungan kata yang tidak ada hubungan makna dengan kata pembentuknya.
Panjang Tangan (Suka Mencuri)
Buah Bibir (Bahan Pembicaraan)
B. Majas
- Majas atau ragam gaya bahasa merupakan ciri khas cara pengarang mengekspresikan jiwa perasaan dan pikirannya dalam media bahasa.
- kekhasan gaya bahasa tersebut terletak pada pemilihan kata-kata yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya
- Majas dapat dibedakan menjadi majas perbandingan, penegasan, sindiran, dan pertentangan.
- Personifikasi : majas yang menggambarkan sebuah benda mati seakan-akan hidup menyerupai sifat makhluk hidup. Misal : Embun pagi menyapa dan Pena menari-nari di atas kertas
- Hiperbola : majas yang menggambarkan keadaan dengan sesuatu yang hebat atau melebik-lebihkan. Misal : Suaranya meledakkan kuping ini dan Ceramahnya membius warga
- Metafora : Majas yang membandingkan benda dengan menggambarkan secara langsung atas dasar sifat yang sama. Misal : Jago Merah (api) dan Raja Siang (Matahari)
- Eufemisme : Majas yang menggambarkan suatu keadaan dengan kata-kata yang lebih halus dan lembut. Misal : Tunawicara (bisu) dan Sekelompok (gerombolan)
- Sinekdoke : (a.) pars prototo, majas yang menggambarkan keadaan segaian untuk semua atau seluruhnya. Misal : Lima ekor sapi dan sehelai rambut. (b.) Totem pro parte, majas yang melukiskan keadaan semua atau keseluruhan, tetapi hanya mewakili untuk sebagian. Misal : Indonesia menang melawan China dan SMPN 1 Sidoarjo menjuarai lomba baca puisi.
- Litotes : Majas yang memperkecil atau melemahkan dan kenyataan baliknya. Misal : Singgahlah sebentar di gubukku ini dan Setitik air inilah yang bisa kami berikan di malam damai.
- Asosiasi : Majas yang mempunyai nama lain seimile menggambarkan suatu keadaan tertentu karena persamaan sifat yang dicirikan dengan kata bagai, seperti, dan laksana. Misal : Lesu bagai bulan kesiangan tingkah lakunya
- Metonimia : Majas yang menggambarkan suatu keadaan dengan menggunakan nama merek, ciri khas, atau atribut. Misal : Mawar menulis menggunakan pilot dan Ratna sedang makan astor
- Alegori : Majas yang membandingkan sesuatu dengan membentuk kesatuan yang menyeluruh. Misal : Rumah tangga adalah mengarungi lautan luas harus berani menghadapi ombak dan angin.
- Pleonasme : Majas yang menggambarkan keadaan dengan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi. Misal : Juara 1 diharapkan naik ke atas podium
- Retorika : Majas yang menggambarkan keadaan dengan menggunakan kata-kata yang tidak memerlukan jawaban. Misal : Ingin pacar yang Cantik atau Ramah ?
- Peralelisme : Majas yang menggambarkan keadaan dengan kata yang berulang-ulang dalam puisi. Misal : Bunga merah merona, bunga desaku harum semerbak, bunga menyentuh raga ini bunga aku datang.
- Repetisi : Majas yang menggambarkan suatu keadaan dengan pengulangan kata-kata yang digunakan dalam pidato. Misal : "Merdeka Semboyanku !" , "Merdeka harus kita jaga !" , dan "Merdeka Saudaraku !"
- Klimaks : Majas yang menggambarkan suatu keadaan secara berturut-turut dari awal sampai keadaan puncak. Misal : Terlihat kedua orang itu dari bertemu, duduk, bercakap-cakap, bertengkar, sampai keduanya saling menampar.
- Ironi : majas yang menggambarkan keadaan yang menyatakan sebaliknya dari kenyataan dengan maksud menyindir. Misal : wah, bagi bener kamu berangkat, sampai-sampai bel istirahat sudah berbunyi.
- Sinisme : Majas seperti ironi, tetapi lebih mengarah kasar. Misal : Itukah yang dinamakan setia, Bullshit!
- Sarkasme : Majas sindiran yang menggambarkan keadaan paling kasar langsung menusuk perasaan. "Bodoh banget sih, makannya jadi orang jangan tolol terus !
- Antitesis : Majas yang berlawanan arti untuk menggambarkan suatu keadaan dengan kepaduan kata. Misal : Jelek atau Cantik dia tetap kekasihku
- Paradoks : Majas yang menggambarkan suatu keadaan seolah-olah berlawanan arti karena objeknya berbeda. Misal : Ramai kota ini tidak bisa mengubah hati sunyi ini
- Kontradiksi Interminus : Majas yang menggambarkan suatu keadaan pertentangan dengan penjelasan semuanya. Misal : Semua pasien sudah sembuh, kecuali Dina yang sedang kritis.
C. Peribahasa
Peribahasa merupakan kelompok kata yang susunannya tetap, tidak bisa berubah-ubah, untuk mengiaskan atau menggambarkan keadaan dengan makna tertentu. Misal :
- Mencari jarum dalam jerami (Pekerjaan yang sia-sia)
- Besar pasak daripada tiang (Besar pengeluaran daripada penghasilan)
- Air beriak tanda tak dalam (Orang yang banyak bicara pertanda bodoh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar